Potensi Pertambangan di Kepulauan Maluku


Maluku memiliki berbagai potensi galian dan mineral yang belum dikembangkan secara optimal. Emas banyak terdapat di Pulau Wetar dan Lirang, sementara kaolin, pasir kuarsa, belerang, kapur, batu apung, asbes, mangan, tembaga, krom, dan bahan mineral lainnya tersebar di 40 daerah lokasi pertambangan di Maluku. Selain itu, telah ditemukan lokasi tambang minyak dan gas bumi di sekitar pulau Seram, Buru, Kepulauan Aru, dan Tanimbar. Pertambangan dan bahan galian yang ada di Maluku meliputi antara lain nikel, minyak dan gas, batu apung, mangan, emas, perak, barite dan merkuri. Perusahaan pertambangan di Maluku pada 1998 berjumlah 24 unit. Jumlah ini mengalami penurunan sekitar 33,33 % dibandingkan tahun 1997. Begitu pula, hasil tambang tahun 1998 yang besarnya mencapai 2.702.524,53 ton mengalami penurunan drastis. Hal itu disebabkan karena beberapa jenis hasil tambang dan galian seperti emas, perak, barite dan batu apung tidak berproduksi.
Produksi hasil pertambangan 1997 adalah sebagai berikut: nikel 2.607.458 ton, emas 641.04 kg, perak 6.300 kg, belerang 66.000 kg, batu apung 1.628 ton. Sementara produksi hasil tambang dan bahan galian pada 1998 meliputi antara lain nikel sebanyak143.487,90 ton, batu kali 303.275 ton, batu karang 56.870 ton, batu pecah 439.407 ton, kerikil 107.028 ton. Jumlah total bahan galian yang dihasilkan daerah Maluku pada 1998 mencapai 2.702.524,53 ton.
Industri yang berbasiskan sumber daya alam, khususnya industri pengolahan hasil hutan dan kelautan, memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara lebih maju dan modern. Sejak 1994/1995 hingga 1998/1999 perkembangan industri di Propinsi Maluku meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan itu terjadi pada kelompok industri anek, industri mesin logam dan kimia, industri hasil pertanian dan kehutanan, serta industri kecil dan kerajinan.

Deskripsi Fisik Lokasi Kajian
Kepulauan Maluku adalah gugusan pulau-pulau yang terletak di sebelah timur Indonesia, memiliki panjang 180 kilometer dari utara ke selatan dan lebar 70 kilometer dari barat ke timur. Berdasarkan keadaan geologis dan fisiografisnya dapat dibagi menjadi dua provinsi, yakni Halmahera bagian barat dan Halmahera bagian timur laut – tenggara. Halmahera bagian barat merupakan provinsi yang tersusun dari busur vulkanik Ternate dan Halmahera Barat, sedangkan Halmahera bagian timur laut – tenggara merupakan provinsi yang tersusun dari melange. Secara garis besarya, Maluku dapat dibagi menjadi dua bagian yakni Maluku Utara dan Maluku Selatan. Maluku Utara sebgaian dihubungkan dengan rangkaian pulau-pulau Asia Timur, dan sebagian sistem Melanesia, sedangkan Maluku Selatan (Busur banda) merupakan suatu bagian dari Sistem Pegunungan Sunda.
Secara geografis Provinsi Maluku terletak antara 2° 30' - 9° Lintang Selatan dan 124° - 136° Bujur Timur. Batas-batas wilayah provinsi Maluku, sebelah Utara berbatasan dengan Laut Seram, sebelah Selatan berbatasan dengan Lautan Indonesia dan Laut Arafuru, Sebelah Timur berbatasan dengan Pulau Irian, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Sulawesi.
Secara geologi Provinsi Maluku terletak diantara pertemuan 3 lempeng utama pembentuk kerak bumi yaitu lempeng Eurasia (Utara), lempeng Indo Australia (Selatan),  dan lempeng Pasifik (Barat), yang merupakan daerah potensi bagi terbentuknya berbagai cabakan bahan galian mineral, panas bumi, dan cekungan hydrocarbon yang memungkinkan untuk dikembangkan. Potensi bahan galian (tambang) dan energi yang potensial untuk dikembangkan secara komersil antara lain emas, tembaga, nikel, batu gamping, belerang, minyak bumi, dan energi panas bumi, yang terdapat di berbagai daerah di Provinsi Maluku.

Persebaran Potensi Sumber Daya di Maluku

Potensi Panas Bumi Di Provinsi Maluku
NO.
NAMA LOKASI
POTENSI
KETERANGAN
1.
Desa Tulehu, P. Ambon, Kab. Malteng
100 MWe
EKSPLORASI
2.
Desa Oma, P. Haruku, Kab. Malteng
25 MWe
3.
Desa Nalahia, P. Nusalaut, Kab. Malteng            
25 MWe
4.
Desa Tiouw, P. saparua, Kab. Malteng
25 MWe
5.
Desa Elpaputih, P. Seram, Kab. Malteng
25 MWe
6.
Desa Larike, P. Ambon, Kab. Malteng
25 MWe
7.
Desa Waeyapo, P. Buru, Kab. Buru
25 MWe
8.
Desa Batabual, P. Buru, Kab. Buru
25 MWe
9.
Desa Kapala Madan, P. Buru, Kab, Bursel
25 MWe
10.
Desa Hative Besar, P. Ambon, Kota Ambon
25 MWe
11.
Desa Tawiri, P. Ambon, Kota Ambon
25 MWe
Sumber : Dinas ESDM Provinsi Maluku, 2009

Potensi Bahan Galian Logam di Provinsi Maluku
NO
BAHAN
GALIAN
LOKASI
KUALITAS
LUAS CADANGAN
KETERANGAN
1.
Base Metal
P. Ambon
- Desa Waeheru,  Kota Ambon

- Desa Hila dan  Desa Seit, 
Kec. Leihitu, Kab. Malteng
Au 0,14 ppm ;  Ag 17,1 ppm ;
Cu 1,81% ; Pb 37,88 % ; Zn 3,37%

Ag 1,98gr/ton ; Cu 0,01 % ;
Fe 6,00% ; Zn 0,16 %
25.725 Ha

200 Ha
Hipotetic

Hipotetic
P. Romang
- P. Romang, Kab. MBD
Au 2-5,1 gr/ton ;
Ag 9,1 – 18,1% ; Pb 9,74%
Hipotetic
P. Haruku
- Desa Aboru, Kab. Malteng
Au 0,1 ppm; Ag 90 –470% ;
Cu 80% ; Zn 12% ; Pb 90%.
648.000 ton
Hipotetic
P. Buru
- Desa Waesele, Kab. Buru
Au 0,11% ; Ag 1,01 – 4,65% ;
Cu 0,01 – 0,043% ;Fe 1,37 – 4,7%
100 Ha
Penyelidikan
Pendahuluan
P. Seram
- Desa Haya, Kec. Tehoru,
Kab. Maluku Tengah
Au 2,4 gr/ton ; Cu 0,2% ;
Pb 1,07% ; Zn 5,5%
Penyelidikan
Pendahuluan
2.
Nikel
P. Ambon
- Desa Ema
- Desa Hukurila
- Gunung Nona
( Kota Ambon )


Ni 0,109  -  0,64%
Penyelidikan
Pendahuluan
P. Seram
- Desa Hualoy
- Seriholo,
( Kec. Kairatu, Kab. SBB )
N o21%  -  0,94%
Penyelidikan
Pendahuluan
Sumber : Dinas ESDM Provinsi Maluku, 2009.

Selain bahan galian logam dan energi, Maluku memiliki potensi sumber daya bahan galian industri yang mempunyai prospek untuk dikembangkan lebih lanjut meliputi:
  • Batu Gamping. Terdapat di Pulau Buru Kecamatan Leksula, Kabupaten Buru Selatan (Sungai Waesuwa, Sungai Nalbesi, Gunung Nalbesi, Gunung Leksula, Tanjung Kobatha, dan Desa Tifu) memiliki cadangan diperkirakan 1.129.000.000 ton dan luas penyebaran 312,5 Ha., serta Desa Tifu, dengan cadangan sebesar 200.000 ton; Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Desa Fatmite dan Desa Lektamal) memiliki cadangan sebesar 9.880.000 ton.
  • Belerang. Terdapat di Pulau Damar, Kabupaten MBD (Gunung Wurlali dan Desa Kehli) memiliki cadangan 1.920 ton dan luas penyebaran 65,24Ha.; Pulau Serua (P. Teon, P. Nila, dan P. Manuk) dengan luas penyebaran 8,01 Ha.
  • Marmer. Terdapat di Pulau Seram, Kabupaten Seram Bagian Barat (Gunung Nakele dan Gunung Kasieh, Kec. Taniwel; Gunung Anuena dan Gunung Keki, Pulau Buano) memiliki cadangan masing-masing sebaesar  3.733.000.000 ton, 1.047.600.000 ton, 412.799.999 ton, dan 11.200.000 ton.
  • Peldspar, Lempung, Pasir Kwarsa, Pasir Besi, dan Garnet, yang tersebar pada beberapa daerah di Provinsi Maluku
Potensi dan indikasi pertambangan yang ada di wilayah KAPET Seram tersebar di beberapa daerah. Potensi tersebut antara lain : Batu Bara, Batu Gamping, Batu Permata, Gypsum, Granit, Kerikil, Lempung, Logam Dasar, Marmer, Mika, Nikel, Minyak Bumi.

Potensi Sumber Daya & Mineral (Pertambangan)

No
Jenis Bahan Galian
Cluster
Jenis
Cadangan / Luas Penyebaran
1.
Batu Bara
Seram Selatan

75.245,25 ton
2.
Batu Gamping
Seluruh P.Seram
Masif, Mineral Kalsit &Aragonit
120 Juta M3
3.
Batu Permata
Seram Barat
Mineral Garnet
100 Ha
4.
Gypsum
Seram Selatan
Gypsum
750 M2
5.
Granit
Seram Barat

57.600M3
6.
Lempung
Seram Selatan Seram Utara
Abu-abu, Hijau
Cad.225 Jt ton, 300Ha
7.
Logam Dasar (BaseMetal)
Seram Selatan, Seram Barat, Seram Utara

Luas 200 Ha
8.
Marmer
Seram Barat, Seram Timur
Putih
Cad: 5.205.199.999 ton
9.
Mika
Seluruh P, Seram
Mineral Muscovit, batuan Sekis, Mineral Biotit, Batuan Gneis

10.
Nikel
Seram Barat
Batuan Ultramafik
Luas  47.200 Ha
Sumber : Dinas Sumber Daya Mineral
Bahan galian golongan A yang ada di Pulau Seram adalah minyak dan gas bumi yang telah diketahui keberadaannya tercakup dalam cekungan Seram. Diperkirakan tersimpan sumberdaya hipotetik sebesar 1.074,0 juta barel dengan sumberdaya terambil hipotetik sebesar 532,0 juta barel.
Bahan galian golongan B seperti bahan emas tersimpan di perbukitan dalam wilayah tiga kabupaten di pulau Seram. Sedangkan bahan galian golongan C seperti batu gamping/kapur, mika, sirtu, lempung dan andesit banyak tersebar di Pulau Seram.

Proses Pembentukan Barang Tambang di Maluku
1.  Minyak Bumi
Tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan gas bumi yaitu batuan asal, perpindahan hidrokarbon dari batuan asal menuju batuan reservolr, dan adanya jebakan biologis.Bahan baku minyak dan gas bumi berasal dari tumbuhan dan hean purba yang mati lalu terkubur pasir dan lumpur di dasar laut selama jutaan tahun. Selanjutnya akan terbentuk lapisan sedimen kaya zat organik yang akhirnya membentuk batuan.
Proses ini akan terus berulang selama jutaan tahun. Kemudian lapisan batuan tersebut akan menyusut dan berpindah tempat akibat aktivitas tektonik, lalu membentuk lapisan yang kaya zat organic yang akhrinya akan membentuk batuan endapan. Proses ini akan berulang dimana satu lapisan akan menutupi lapisan sebelumnya selama jutaan tahun. Kemudian lapisan batuan tersebut ada yang menyusut dan berpindah tempat akibat pergeseran bumi. Tekanan dan temperatur yang tinggi dari lapisan batuan yang lain akan mendestilasi kandungan bahan organic pada batuan sedimen lalu mengubahnya menjadi minyak dan gas bumi.
2. Batu Bara
Batu bara terbentuk sejak jaman karbon yaitu zaman pembentukan pegunungan yang berlangsung antara 360 tahun sampai 290 tahun yang lalu. Batu bara ini berasal dari sisi-sisa tumbuhan purba yang terakumulasi ( pengumpulan, penimbunan, penghimpunan ) di dalam suatu cekungan kemudian mengalami proses pembatubaraan yang disebabkan oleh factor tekanan, suh dan waktu geologi.
Batu bara  mengandung unsur-unsur organic yang disebut maseral. Kematangan maseral merupakan bentuk derajat pembatubaraan ( level of coalification. Proses terbentuknya batu bara berawal dari endapan tumbuhan yang berubah menjadi gambut ( peat ) kemudian berubah menjadi batu bara muda ( lignit ) atau pula disebut batu bara cokelat, setelah mendapat pengaruh suhu dan tekakan secara terus menerus selama jutaan tahun, batu bara muda mengalami perubahan secara bertahap yang menambah kematangan maseral dan menjadi batu bara subbituminous, atrasit, dan meta antrasit. Batu bara yang berkualitas tinggi semakin keras dan warnanya semakin hitam mengkilat dan juga kadar karbonnya meingkat sehingga kandungan energinya semakin besar.

1.      Batu Gamping/Karst
Daerah karst terbentuk oleh pelarutan batuan terjadi di litologi lain, terutama batuan karbonat lain misalnyadolomit, dalam evaporit seperti halnya gips dan halite, dalam silika seperti halnya batupasir dan kuarsa, dan dibasalt dan granit dimana ada bagian yang kondisinya cenderung terbentuk gua (favourable). Daerah ini disebut karst asli. Daerah karst dapat juga terbentuk oleh proses cuaca, kegiatan hidraulik, pergerakan tektonik, air dari pencairansalju dan pengosongan batu cair (lava). Karena proses dominan dari kasus tersebut adalah bukan pelarutan, kita dapat memilih untuk penyebutan bentuk lahan yang cocok adalah pseudokarst (karst palsu).
2.      Batu Permata
Batu permata merupakan campuran dari unsur-unsur mineral. Setiap mineral yang dapat membesar tanpa gangguan akan memperkembangkan bentuk kristalnya yang khas, yaitu suatu wajah lahiriah yang dihasilkan struktur kristalen (bentuk kristal). Ada mineral dalam keadaan amorf, yang artinya tak mempunyai bangunan dan susunan kristal sendiri (mis kaca & opal). Tiap-tiap pengkristalan akan makin bagus hasilnya jika berlangsungnya proses itu makin tenang dan lambat.
3.      Gypsum
Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan gipsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batu gamping, serpih merah, batu pasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen. Menurut para ahli, endapan gipsum terjadi pada zaman Permian. Endapan gipsum biasanya terdapat di danau, laut, mata air panas, dan jalur endapan belerang yang berasal dari gunung api.
4.      Granit
Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini merupakan jenis batu beku dalam.

5.      Lempung
Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi
6.      Logam Dasar
Secara umum, proses pembentukan mineral, baik jenis logam maupun non-logam dapat terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas magma, dan mineral ekonomis selain karena aktivitas magma, juga dapat dihasilkan dari proses alterasi, yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena suatu faktor. Pada proses pembentukan mineral baik secara mineralisasi dan alterasi tidak terlepas dari proses-proses diantaranya proses magmatik, pengendapan dan pelapukan, hidrotermal, pegmatif, karbonatit, skarn, dan sublimasi.
7.      Marmer
Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.
8.      Mika
Mika terbentuk pada tahap akhirdari proses pembekuan magmayang kekentalannya rendah danbersifat asam. Berwarna putih,kuning, kadang coklat dengantingkat kekerasan 2-2,5. biasanyaterdapat pada batuan beku danmetamorf
9.      Nikel
Nikel terbentuk bersama mineral silikat kaya akan unsur Mg (ex;olivin). Olivin adalah jenis mineral yang tidak stabil selama pelapukan berlangsung. Saprolite adalah produk pelapukan pertama, meninggalkan sedikitnya 20% fabric dari batuan aslinya (parent rock). Batas antara batuan dasar, saprolite dan wathering front tidak jelas dan bahkan perubahannya gradasional. Endapan nikel laterite dicirikan dengan adanya speroidal weathering sepanjang joints dan fractures ( boulder saprolite). Selama pelapukan berlangsung, Mg larut dan Silika larut bersama groundwater. Ini menyebabkan fabric dari batuan induknya is totally change. Sebagai hasilnya, Fe-Oxide mendominasi dengan membentuk lapisan horizontal diatas saprolite yang sekarang kita kenal sebagai Limonite. Benar bahwa Nikel berasosiasi dengan Fe-Oxide terutama dari jenis Goethite. Rata-rata nikel berjumlah 1.2 %.
10.  Emas
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). 

Kondisi Daerah Maluku Setelah Adanya Eksplorasi dan Eksploitasi Pertambangan

Wilayah yang menjadi area pertambangan terkikis, dan  menyebabkan erosi. Limbah hasil pengolahan tambang juga mencemari lingkungan. Kegiatan industri tambang yang menggunakan bahan bakar fosil menghasilkan CO2 yang menimbulkan efek rumah kaca dan pemanasan global.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Carita Pantun Basa Sunda

Teks Eksposisi Bahasa Indonesia | Pentingnya Mudik

Teks Anekdot | Fenomena Sosial | Mudik