Bentuk-bentuk Perubahan Sosial
Pada hakikatnya,
perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk. Perubahan sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat
sangat beragam. Secara umum, bentuk-bentuk perubahan sosial budaya dapat
dibedakan sebagai berikut.
1. Berdasarkan Kecepatan
Perubahan
1.1
Perubahan Evolusi
Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses
lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti
kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain, perubahan
sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan
diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu. Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke masyarakat meramu.
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang mengupas
tentang evolusi, yaitu:
§ Unilinier Theories of
Evolution:
menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan
tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai pada
tahap yang sempurna.
§ Universal Theory of
Evolution:
menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap
tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti
suatu garis evolusi yang tertentu.
§ Multilined Theories of
Evolution:
menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi
masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian
dari sistem berburu ke pertanian.
1.2
Perubahanrevolusi
Merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan
tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan
revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Dalam revolusi, perubahan
dapat terjadi dengan
direncanakan atau tidak direncanakan, di mana seringkali
diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh
masyarakat yang bersangkutan.
Revolusi bersifat radikal dengan
menghancurkan seluruh tatanan lama untuk digantikan dengan tatanan baru. Di
dalam prosesnya. revolusi seringkali disertai dengan kekerasan serta jumlah
korban yang besar. Sejarah modern mencatat dan mengambil rujukan revolusi
mula-mula pada Revolusi Perancis, kemudian Revolusi Amerika. Namun, Revolusi
Amerika lebih merupakan sebuah pemberontakan untuk
mendapatkan kemerdekaan nasional, ketimbang sebuah revolusi masyarakat yang
bersifat domestik seperti pada Revolusi Perancis. Begitu juga dengan revolusi
pada kasus perang kemerdekaan Vietnam dan
Indonesia. Secara sosiologis, agar suatu revolusi dapat terjadi, harus dipenuhi
syarat-syarat tertentu, antara lain seperti berikut.
§ Ada beberapa
keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyaraka tharus ada
perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan
untukmencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.
§ Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap
mampu memimpin masyarakat tersebut. Pemimpin tersebut dapat menampung
keinginan-keinginan tersebut, untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa
tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program dan arah bagi
geraknya masyarakat. Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada
masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan dapat
dilihat oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak.
Misalnya perumusan sesuatu ideologi tersebut.
§ Harus ada momentum
untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala keadaan dan faktor adalah baik
sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila momentum (pemilihan
waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.
2. Berdasarkan Ada Tidaknya
Perencanaan Perubahan
2.1
Perubahan yang direncanakan/Dikehendaki (Planned-Change
or Intended-Change)
Perubahan yang dikehendaki sudah
diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak
yang menghendaki perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau
sekelompok orang yang mendapat kepercayaan
dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau
lebih lembaga-lembagakemasyarakatan. memimpin masyarakat dalam mengubah sistem
sosial. Dalam melaksanakan hal itu agent of change langsung tersangkut
dalam tekanan-tekanan untuk mengadakan perubahan, bahkan mungkin menyebabkan
perubahan-perubahan pula pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Suatu perubahan yang dikehendaki atau
yang direncanakan, selalu berada di bawah pengendalian serta pengawasan agent of change tersebut.
Cara-cara untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan
terlebih dahulu dinamakan social
engineering atau sering pula dinamakan social
planning. Misalnya, untuk mengurangi angka kematian anak-anak akibat polio, pemerintah mengadakan gerakan Pekan Imunisasi Nasional
(PIN) atau untuk mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk pemerintah mengadakan
program KB (Keluarga Berencana).
2.2
Perubahan yang Tidak Direncanakan
Perubahan yang tidak direncanakan
biasanya berupa perubahan yang tidak dikehendaki oleh masyarakat. Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan, perubahan
ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan ataukendala-kendala dalam masyarakat.
Oleh karenanya, perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit ditebak kapan
akan terjadi.
Misalnya, kasus banjir bandang di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya banjir dikarenakan pembukaan lahan yang kurang
memerhatikan kelestarian lingkungan. Sebagai akibatnya, banyak perkampungan dan
permukiman masyarakat terendam air yang mengharuskan para warganya mencari permukiman baru.
3.
Berdasarkan Besar Kecilnya Pengaruh yang
Ditimbulkan
3.1 Perubahan Besar
Suatu perubahan
dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya
perubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sebagaimana tampak pada perubahan
masyarakat agraris menjadi industrialisasi, pada perubahan ini memberi pengaruh secara
besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industri dan mengakibatkan
adanya perubahan mata pencaharian.
3.2 Perubahan Kecil
Merupakan perubahan- perubahan yangterjadi pada struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti
bagi masyarakat. Contoh, perubahan mode pakaian dan mode rambut. Perubahan-perubahan
tersebut tidak membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat karena tidak
mengakibatkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan homolis.
4.
Perubahan Struktural
Adalah perubahan yang
sangat mendasar yang menyebabkantimbulnya reorganisasi dalam masyarakat.
Contohnya perubahan sistem pemerintahan dari monarkhi ke sistem pemerintahan
republik.
5.
Perubahan Proses
Adalah perubahan yang
sifatnya tidak mendasar. Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari
perubahan sebelumnya. Contohnya, perubahan kurikulum dalam pendidikan. Sifatnya
menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam perangkat atau dalam
pelaksanaan kurikulum sebelumnya.
6.
Perubahan Progres
Adalah perubahan yang
membawa keuntungan bagi masyarakat. Contoh perkembangan pendidikan masyarakat.
7.
Perubahan Regres
Adalah perubahan yang
membawa kemunduran bagi masyarakat di bidang tertentu. Contoh perubahan
pola kehidupan remaja yang mabuk-mabukan.
Daftar
Pustaka
Komentar
Posting Komentar