Mengamalkan Perilaku Manusia Berbudaya dalam Kehidupan Bermasyarakat
Sebelum
membahas perilaku manusia berbudaya dalam kehidupan bermasyarakat, perlu
dipahami terlebih dahulu hakikat dan pengertian kebudayaan. Kata budaya berasal
dari bahasa sansakerta, buddayah bentuk
jamak dari kata budhi yang berarti
akal dan nalar. Jadi kata kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang berhubungan dengan
budi, akal, dan nalar. Manusia memiliki unsur-unsur potensi budaya yaitu
pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah
yang disebut kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil cipta, rasa
dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut
Koentjaraningrat, kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar,
beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Kata budaya sering juga dipadankan
atau disamakan dengan kata adab, yang menunjukkan unsur-unsur budi luhur dan
indah, misalnya kesenian, sopan santun, dan ilmu pengetahuan, adalah peradaban
atau kebudayaan. Namun, menurut Van Peursen dewasa ini, filsafat kebudayaan
modern akan meninjau kebudayaan terutama dari sudut policy (kebijaksanaan) tertentu,
sebagai suatu strategi atau masterplan bagi
hari depan. Kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan
setiap kelompok orang-orang; berlainan dengan hewan-hewan maka manusia tidak
hidup begitu saja ditengah-tengah alam, melainkan selalu mengubah alam itu.
Kebudayaan
memiliki tiga wujud, yaitu :
- Kebudayaan sebagai konsep. Wujud ideal kebudayaan sebagai konsep adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
- Kebudayaan sebagai aktivitas. Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
- Kebudayaan sebagai artefak. Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Dengan
klasifikasi seperti ini seluruh aktivitas interaksi manusia dengan Tuhan,
interaksi dengan masyarakat, dan interaksi dengan alam, semuanya adalah
kebudayaan.
Dengan
mengenal, memahami, dan menghargai budayanya sendiri, para siswa dapat
mengembangkan potensi perilaku yang baik bergaul dengan masyarakat seni dan
lingkungan sosial sebagai insan yang berbudaya. Mengembangkan sikap ramah, dan
rendah hati dalam berinteraksi secara efektif dengan para seniman dan budayawan,
lingkungan sosial serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa yang
berbudaya dalam pergaulan dunia.
Komentar
Posting Komentar