Teks Eksposisi Bahasa Indonesia | Pentingnya Mudik
Di tengah catatan perjalanan arus balik mudik di setiap tahun yang kian memadat, ternyata mudik menjadi salah satu fenomena yang dinanti-nanti khususnya bagi masyarakat Indonesia. Hingga saat ini budaya mudik melekat di masyarakat seperti tradisi “wajib” di penghujung bulan Ramadhan untuk bertemu dengan sanak saudara di kampung halaman. Dalam hal ini, tercatat dampak positif atau manfaat yang timbul dari fenomena yang terjadi tersebut.
Manfaat yang pertama adalah sudah jelas, silaturrahim, terutama kepada orang tua. Apalagi jika kedua orang tua kita masih hidup, bersilaturrahim kepada mereka adalah suatu kewajiban. Namun pertanyaannnya adalah apakah silaturrahim ini hanya dilakukan pas lebaran saja? Tentunya tidak, silaturrahim bisa dilakukan kapan saja, namun karena mungkin lebaran adalah moment yang cocok untuk silaturrahim, maka betapa ribuan para pemudik rela untuk antri dan berdesakan mendapakan tiket angkutan. Alasannya adalah jelas, mereka ingin bersilaturrahim kepada orang tua dan sanak saudara lainnya. Seperti apa yang disabdakan Rasulullah bahwa barang siapa ingin dipanjangkan umurnya maka sambunglah silaturrahim.
Selain itu, masyarakat kita yang bekerja di kota-kota besar, luar negeri dan sudah sukses dengan kariernya dan penghasilan sudah cukup signifikan setelah itu ingat dengan kampung halamannya, kemudian masyarakat kita pulang kekampung halaman membawa uang banyak dan dibagikan untuk sanak saudaranya, membangun daerahnya masing-masing atau diamalkan guna membangun disetiap daerahnya masing-masing.
Mudik membawa dampak perubahan positif pada sektor keuangan masyarakat disetiap daerah dan juga membangun daerahnya masing-masing. Memang di setiap daerah otonominya otonomi daerah bukan halnya otonomi khusus.
Ketiga, persatuan dan kesatuan terjaga dan terpelihara. Bangsa Indonesia
yang amat tinggi rasa keagamaan (religiusitas), telah memberi andil yang besar
untuk menjaga, merawat, dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan seluruh bangsa
Indonesia melalui medium silaturahim Idul Fitri. Hal ini tidak bisa dinilai
dengan pengorbanan harta dan tenaga yang dilakukan para pemudik.
Keempat, pengamalan agama. Peristiwa mudik lebaran juga mempunyai dampak
positif dalam pengamalan ajaran Islam. Karena di tengah kemajuan yang membawa
manusia kepada perilaku individualistik yang enggan berhubungan dengan pihak
lain dan merasa terganggu. Nah, melalui medium silaturahim Idul Fitri,
khususnya, dalam rangka hubungan manusia (hablum minannaas) tetap
diamalkan, dan bahkan telah menjadi budaya seluruh bangsa Indonesia.
Budaya mudik lebaran alias pulang kampung
menjadi sesuatu yang menarik untuk dicermati darisegala aspek. Oleh karena itu, budaya ini
patut juga dilestarikan karena dapat memberikan dampak positif yangcukup
besar disamping juga ada beberapa dampak negatifnya
Komentar
Posting Komentar