Ke Tebing Keraton, yuk!

Masih bicara soal travelling nih, di akhir pekan memang cocok menghabiskan waktu untuk jalan-jalan menikmati keindahan alam, di mana? Di Bandung dulu aja;)

Fellas, kali ini saya punya tempat yang recomended banget buat dikunjungi di akhir pekan, khususnya buat para traveller yang seminggu ini udah full time sibuk di kantor, atau temen-temen yang sibuk sama tugas kuliah atau tugas sekolahnya, atau yang lagi ambil cuti kerja atau kuliah bingung mau melancong ke mana. Buruan, ambil gadget kalian dan temukan Tebing Keraton, di maps! Yaap, buat kalian yang baru tau, baru ngedenger, atau yang udah tau tapi belum pernah kesana dan cuma iseng-iseng liat di Instagram, google images, dan liat temen yang udah posting foto di sana, wah kalian udah ketinggalan update sama tempat yang lagi ngehits abis saat ini. 

Dilansir dari wikipedia, Tebing Keraton atau Tebing Karaton merupakan sebuah tebing yang berada di dalam kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Tebing ini terletak di Kampung Ciharegem Puncak, Desa CiburialBandungJawa BaratIndonesia. Dari Tebing Keraton dapat menikmati pemandangan spektakuler. Bukan lampu kota, melainkan hutan!

  1. Dari McD Simpang Dago lurus terus ke arah Sheraton sampai melewati Dago Tea House dan Terminal Dago.
  2. Tidak jauh dari Terminal Dago, ada jalan bercabang. Yang ke kiri menuju Dago Giri, yang ke kanan ke arah Bukit Dago Pakar. AMBIL YANG KANAN.
  3. Dari sana beberapa ratus meter ada cabang lagi. Yang kiri ke Dago Bengkok. Yang kanan masih ke arah Bukit Dago Pakar. AMBIL YANG KANAN.
  4. Beberapa ratus meter dari sana, dekat Indomaret di sisi kiri jalan, ada belokan ke kiri ke arah Tahura (Taman Hutan Raya) Ir. H. Juanda. BELOK KIRI. Kalau lurus terus nanti bablas ke daerah cafe-cafe seperti belokan ke Sierra, dan Stone Cafe.
  5. Jalanan menanjak beberapa ratus meter, di sebelah kiri ada gerbang masuk dan tempat parkir luas untuk Tahura, masih lurus terus.
  6. Tidak jauh dari sana ada jalan bercabang di dekat warung. Jalanan ke kanan ada tulisan Bukit Pakar Utara. BELOK KANAN.
  7. Dari sini jalanan makin menanjak. Dulu kondisi jalanannya rusak sekali. Aspalnya sudah banyak yang habis sehingga permukaannya berbatu-batu. Namun sekarang (November 2015) sebagian besar jalanannya sudah aspal/beton. Hanya ada sebagian yang masih rusah parah dan berlubang besar. Dari sini jalanan akan melewati hutan di sisi kiri.
  8. Terus sampai ada tulisan ‘Warban’ alias Warung Bandrek. Di sini tempat para cyclist berkumpul sambil minum bandrek. Tidak jauh dari Warban, ada cabang dua.
  9. PERINGATAN: Berdasarkan pengalaman kemarin (Nov 2015), jalanan ke kiri di-blok oleh para ojeg lokal dan para pengunjung akan dipaksa belok dan parkir di lahan parkir yang sudah disediakan di sebelah kanan. Dari sana pengunjung akan dipaksa naik ojeg.
  10. Silakan negosiasi dengan mafia ojeg tersebut. Kalau bisa sogok mungkin boleh naik ke atas dengan kendaraan sendiri, tapi dari hasil investigasi kami kemarin katanya semua mobil tidak diperbolehkan naik ke atas dengan alasan jalanan rusak dan lahan parkir terbatas. Tarif ojek sekitar Rp 50.000,- per orang dan bisa ditawar (katanya). Kalau mau jalan kaki masih 2 km. 
  11. Kalau sudah lewat halangan ojeg tersebut, dari sana jalan terus, di kanan mulai tampak pemandangan bukit-bukit hijau serta rumah-rumah di lereng bukit. Tak berapa lama kemudian akan tampak pemukiman warga. Jalanan akan terlihat berbelok ke kanan, ikuti jalan terus sampai habis pemukiman warga.
  12. Tidak jauh dari sana ada belokan ke kiri yang agak curam. BELOK KIRI. Di belokan itu ada papan penunjuk sementara.
  13. Hanya sekitar 100 meter terakhir, jalanan sangat curam dan berbatu-batu. Tak lama kemudian ada beberapa warung di sebelah kanan dan di sisi kiri ada bangunan seperti gapura yang merupakan pintu masuk ke Tebing Keraton. Tiket masuk pengunjung Lokal Rp 11.000,-, WNA Rp 76.000,- (sejak 1 Juni 2015 diturunkan jadi Rp51.000,00. To be confirmed)
  14. Dari pintu masuk sudah ada jalur yang sangat nyaman dan aman berupa paving block sampai ke viewing point. Selamat Datang di Tebing Keraton!







Tempat wisata di Bandung barat Tebing Keraton ini sebenarnya mulai mencuri perhatian dan ramai diperbincangan oleh para netter di berbagai media sosial populer seperti instagram, twitter dan juga Facebook, serta banyaknya postingan artikel di berbagai blog, seperti yang dikemukakan oleh penemu wisata baru di Bandung ini yaitu bpk Asep, berawal ketika di sekitar bulan Mei 2014 yang lalu, ada seseorang datang ke desa Ciburial tempat lokasi Tebing Keraton berada, yang kemudian memposting fotonya di twitter dengan latar belakang pemandangan alam yang sangat fenomenal sebuah tebing yang sering juga masyarakat sekitar menybutnya tebing Jontor.
Nah, bermula dari situlah beberapa bulan kemudian, dengan semakin banyaknya pengunjung yang berkunjung, mereka kemudian mengabadikan petualangan serta pengalamannya dengan memposting artikel dan mengupload foto-foto keindahan Tebing Keraton ini, sehingga dalam kurun waktu yang tak cukup lama, lokasi wisata yang bagi menurut sebagian masyarakat sekitar dibilang masih berbahaya dan misterius ini sangat begitu menjadi hits dan populer, khususnya bagi para netter dan juga wisatawan yang berkunjung ke sini. Malahan karena saking populer dan fenomenalnya di dunia maya, terutama media sosial Instagram,Tebing Keraton di dago Bandung ini dijuluki oleh para pecinta alam dunia maya dengan julukan Tebing Istagram yang cantik dan eksotik.


Seperti ulasan di atas, nama Tebing Keraton menjadi sebuah hal yang fenomenal dan spektakuler di kalangan para netter dan wisatawan baik dari daerah Bandung sendiri juga wisatawan luar daerah, karena selain tertarik dengan media pemberitaan juga posrtingan foto-foto yang keren dan luar biasa, serta tentunya rasa penasaran yang sangat luar biasa untuk menyaksikan Wisata Alam Bandung yang relatif baru ini dari jarak yang sangat dekat, sehingga mereka memutuskan berbondong-bondong mendatangi lokasi yang berada di kawasan wisata dago Bandung ini.
Ada yang spesial atau cara berwisata yang unik dan berbeda apabila datang ke Tebing Keraton ini. Jika teman-teman pernah berkunjung ke tempat wisata alam Bandung lainhya seperti Bukit Bintang atau Caringin Tilu di wilayah Bandung Timur, yang mana anda akan disuguhi gemerlap lampu kota metropolitan Bandung yang eksotis dan romantis terutama di senja dan malam hari, maka di Tebing Keraton ini para pengunjung yang datang ke sini akan disuguhi dengan hamparan pemandangan hijau penuh aura ketenangan serta kenyamanan berupa lebatnya hutan belantara Tahura Djuanda yang begitu spektakuler.


Perlu diketahui pula, Tebing Karaton di daerah Dago ini berada pada ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut, sehingga dengan ketinggiannya inilah dari Tebing Keraton kita akan bisa dengan mudah dan jelas menyaksikan hamparan hijaunya pemandangan Tahura Djuanda yang menghampar luas sepanjang mata memandang.
Sebagai salah satu tempat wisata baru yang menarik, teman-teman harus bisa memaklumi satu hal, yakni untuk masalah petunjuk jalan atau rute menuju lokasi wisata alam Bandung Utara dago tebing Keraton ini masih jauh dari sempurna. Sebetulnya akses menuju tempat wisata Tebing Keraton tidak terlalu sulit juga untuk dijangkau.
Begitu sampai di area parkiran Tebing Keraton, teman-teman akan disambut oleh seorang anak muda yang langsung mengurus parkiran motor dengan ganjalan batu karena posisi area parkiran tersebut memang miring. Biaya parkir dipungut Rp5.000,00. Terjangkau bukan? 

Jangan khawatir bagi teman-teman yang lupa membawa perbekalan, di sana tersedia juga warung atau kedai sederhana yang menyediakan makanan-makanan ringan yang terletak di sekitar teras rumah milik Bpk Asep yang disebut-sebut sebagai penemu Tebing Keraton ini. Sambil menikmati jajanan di warung ini, Bpk Asep akan dengan murah hati menyapa dan berbincang-bincang soal Tebing Keraton ini. 



Teman-teman, saat ini teras Tebing Keraton sudah dikelola dengan baik menggunakan paving block, berbeda ketika saya berkunjung ke sana, masih dalam tahap pengelolaan. So, tetap jaga kebersihan di sana, jangan sampai merusak fasilitas dan jangan buang sampah sembarangan, ya! Salam lestari!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Carita Pantun Basa Sunda

Teks Eksposisi Bahasa Indonesia | Pentingnya Mudik

Teks Anekdot | Fenomena Sosial | Mudik