Bagaimana Cara Penularan HIV?



HIV menyebar pada cairan tubuh manusia, dan hanya ada tiga cairan tubuh yang rawan membawa HIV :
  • Darah
  • Cairan kelamin
  • ASI (Air Susu Ibu)
Di seluruh dunia termasuk di Indonesia saat ini, cairan kelamin adalah media penyebab oenyebaran HIV terbesar akibat perilaku seks bebas, dan darah merupakan media kedua terbesar penyebaran HIV diantara pengguna narkoba.

Narkoba

Pemakai narkoba sangat berisiko tertular HIV yang disebabkan oleh penggunaan jarum suntik yang berulang-ulang dengan sesama pemakai. Dalam kondisi sakauw, pemakai narkoba tidak dapat berpikir panjang dan jernih untuk hal apapun, termasuk masalah sterilisasi taupun mengganti jarum suntikan, sehingga tiap orang dalam lingkaran pemakai narkoba berada dalam kondisi pasrah dalam penyebaran HIV.

Hal ini semakin didukung dengan pandangan solidaritas sesama pemakai dengan menggunakan jarum yang sama. Tidak ada yang tahu betul kondisi bersih tidaknya sesama pemakai, atau apakah memiliki HIV dalam tubuhnya atau tidak, setiap pemakai narkoba bukan hanya merusak tubuhnya dengan zat adiktif, tetapi juga menjadi sarana penyebaran penyakit-penyakit berbahaya, terutama HIV.
 
“Orang yang bersih dari HIV dan memakai jarum suntik bersama dengan pengidap HIV positif akan langsung tertular HIV, jika dites lab mungkin masih belum terdeteksi bahkan sampai dengan 6 bulan ke depan, namun selama kurun waktu tersebut ia sudah dapat menularkan HIV ke orang lainnya tanpa ada gejala yang terlihat.”


Seks Bebas?

Tren seks bebas yang mulai merasuki anak muda sekarang merupakan peringkat pertama dalam penyebaran HIV di kota-kota besar, tak terkecuali di Indonesia. 51,3% penyebaran HIV di Indonesia terjadi akibat hubungan seks bebas, dan angka tersebut semakin menanjak di kalangan anak muda dan pekerja.

Penularan HIV melalui seks bebas mungkin telah menjadi pengetahuan umum dan berita mengenai penularan itu sudah sering kita dengar banyak terjadi pada kalangan biasa kita sebut “kelompok tertentu” dalam masyarakat. Sedangkan warga masyarakat kaunnya berbeda dengan mereka. Sebagai warga masyarakat yang baik-baik, terlihat sehat dan normal, waspada dan mengikuti perkembangan hal-hal baru, dan pastinya jauh dari kemungkinan tertular HIV. Apakah benar begitu?
Hasil Riset Kesehatan Dasar terakhir Kementrian Kesehatan menunjukkan pengidap HIV terutama pada kaum muda melonjak drastis. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Sebelum mengetahui jawabannya, mari kita simak pertanyaan di bawah ini.


Apakah Pengidap HIV Bisa Dibedakan dengan Orang Normal?


Sebagian besar orang yang baru terinfeksi HIV tidak merasakan gejala yang jelas. Gejala awal yang muncul bisa berupa flu ringan, sakit kepala, demam, lelah, ataupun tidak ada gejala sama sekali.


Gejala tersebut merupakan gejala umum yang muncul pada setiap orang, baik yang terinfeksi HIV, maupun tidak. Selanjutnya seseorang tinggal minum obat sakit kepala, obat flu, banyak minum air putih, dan istirahat yang cukup, lalu merasa sehat kembali. Namun siapa sangka bahwa virus mematikan itu telah masuk ke dalam tubuh? Padahal dia terlihat baik-baik saja seperti orang sehat lainnya.

Saat tertular HIV sampai pada munculnya gejala yang sebenarnya bisa memakan waktu berbulan-bulan, ataupun bertahun-tahun, bahkan sampai 10 tahun! Nah, apakah seseorang dengan perilaku seks bebas bisa yakin bahwa dia atau pasangannya tidak mengidap HIV? Atau coba bayangkan bagaimana jika orang yang bersamanya mengidap HIV padahal dia terlihat sangat sehat?

Apakah mereka bisa memastikan bersih dari HIV jika pengidap HIV ternyata terlihat tidak berbeda dengan orang sehat lainnya? Bagaimana dengan kehidupan seks bebasnya yang terdahulu, bagaimana cara memastikan hal yang sudah lewat sekian lama? Jawabannya adalah tidak bisa. Seorang yang terinfeksi HIV tidak bisa dibedakan hanya dengan mellihat saja.

Kembali ke pertanyaan sebelumnya – Mengapa pengidap HIV terutama pada kaum muda di kota meningkat? Bagaimana hal seperti itu bisa terjadi?

Jawabannya adalah perilakunyalah yang membuat seorang terkena HIV, yaitu perilaku seks bebas, BUKAN penampilannya!

Oleh karena itu, katakan tidak pada seks bebas. Gunakanlah keteguhan hati, moral dan iman Anda, sebab penyesalan memang selalu datang belakangan, tetapi pilihan selalu tersedia sebelumnya. Jangan memilih perbuatan yang membawa Anda pada penyesalan yang tidak ingin Anda hadapi.

“Setiap pengidap HIV positif bisa terlihat persis sama dengan orang sehat dan normal dalam jangka waktu yang panjang bahkan bisa sampai 10 tahun.”
  

Selain dari pemakaian narkoba dan seks bebas, HIV juga bisa menular melalui :

  • Transfusi darah yang tidak steril. Pastikan bahwa saat Anda mendonorkan darah ataupun berada dalam kondisi memerlukan transfusi darah, bahwa darah tersebut sudah dipastikan steril.
  • Tattoo dan piercing/tindik juga bisa menjadi media penyebar HIV. Pastikan bahwa tiap jarum yang digunakan sudah steril atau baru.
  • Wanita hamil penderita AIDS memiliki kemungkinan untuk menularkan HIV kepada janin yang dikandungnya, tersapat bermacam pencegahan asalkan sudah mengetahui dari awal kondisi HIV-nya. Sesudah bayi tersebut lahir, ASI dari ibu tersebut adalah hal yang tidak boleh diberikan karena cairan ASI juga bisa menjadi media penyebaran HIV.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Carita Pantun Basa Sunda

Teks Eksposisi Bahasa Indonesia | Pentingnya Mudik

Teks Anekdot | Fenomena Sosial | Mudik